teknologi
Jumat, 16 Mei 2014
SUPER KONDUKTOR
Superkonduktor belakangan ini menjadi topik pembicaraan dan penelitian yang paling populer. Superkonduktor menjanjikan banyak hal bagi kita, misalnya transmisi listrik yang efisien (tak ada lagi kehilangan energi selama transmisi). Memang saat ini penggunaam superkonduktor belum praktis, dikarenakan masalah perlunya pendinginan (suhu kritis superkonduktor masih jauh di bawah suhu kamar). Tulisan singkat berikut mengajak Anda mengenal lebih jauh superkonduktor.
Superkonduktor adalah suatu material yang tidak memiliki hambatan dibawah suatu nilai suhu tertentu. Suatu superkonduktor dapat saja berupa suatu konduktor, semikonduktor ataupun suatu insulator pada keadaan ruang. Suhu dimana terjadi perubahan sifat konduktivitas menjadi superkonduktor disebut dengan temperatur kritis (Tc).
Superkonduktor pertama kali ditemukan oleh seorang fisikawan Belanda, Heike Kamerlingh Onnes, dari Universitas Leiden pada tahun 1911. Pada tanggal 10 Juli 1908, Onnes berhasil mencairkan helium dengan cara mendinginkan hingga 4 K atau ? 269oC. Kemudian pada tahun 1911, Onnes mulai mempelajari sifat-sifat listrik dari logam pada suhu yang sangat dingin. Pada waktu itu telah diketahui bahwa hambatan suatu logam akan turun ketika didinginkan dibawah suhu ruang, akan tetapi belum ada yang dapat mengetahui berapa batas bawah hambatan yang dicapai ketika temperatur logam mendekati 0 K atau nol mutlak. Beberapa ahli ilmuwan pada waktu itu seperti William Kelvin memperkirakan bahwa elektron yang mengalir dalam konduktor akan berhenti ketika suhu mencapai nol mutlak. Dilain pihak, ilmuwan yang lain termasuk Onnes memperkirakan bahwa hambatan akan menghilang pada keadaan tersebut. Untuk mengetahui yang sebenarnya terjadi, Onnes kemudian mengalirkan arus pada kawat merkuri yang sangat murni dan kemudian mengukur hambatannya sambil menurunkan suhunya. Pada suhu 4,2 K, Onnes terkejut ketika mendapatkan bahwa hambatannya tiba-tiba menjadi hilang. Arus mengalir melalui kawat merkuri terus menerus. Kurva hasil pengamatan Onnes digambarkan pada gambar 1.
Dengan tidak adanya hambatan, maka arus dapat mengalir tanpa kehilangan energi. Percobaan Onnes dengan mengalirkan arus pada suatu kumparan superkonduktor dalam suatu rangkaian tertutup dan kemudian mencabut sumber arusnya lalu mengukur arusnya satu tahun kemudian ternyata arus masih tetap mengalir. Fenomena ini kemudian oleh Onnes diberi nama superkondutivitas. Atas penemuannya itu, Onnes dianugerahi Nobel Fisika pada tahun 1913.
Penemuan lainnya yang berkaitan dengan superkonduktor terjadi pada tahun 1933. Walter Meissner dan Robert Ochsenfeld menemukan bahwa suatu superkonduktor akan menolak medan magnet. Sebagaimana diketahui, apabila suatu konduktor digerakkan dalam medan magnet, suatu arus induksi akan mengalir dalam konduktor tersebut. Prinsip inilah yang kemudian diterapkan dalam generator. Akan tetapi, dalam superkonduktor arus yang dihasilkan tepat berlawanan dengan medan tersebut sehingga medan tersebut tidak dapat menembus material superkonduktor tersebut. Hal ini akan menyebabkan magnet tersebut ditolak. Fenomena ini dikenal dengan istilah diamagnetisme dan efek ini kemudian dikenal dengan efek Meissner. Efek Meissner ini sedemikian kuatnya sehingga sebuah magnet dapat melayang karena ditolak oleh superkonduktor, gambar 2. Medan magnet ini juga tidak boleh terlalu besar. Apabila medan magnetnya terlalu besar, maka efek Meissner ini akan hilang dan material akan kehilangan sifat superkonduktivitasnya.
Dengan berlalunya waktu, ditemukan juga superkonduktor-superkonduktor lainnya. Selain merkuri, ternyata beberapa unsur-unsur lainnya juga menunjukkan sifat superkonduktor dengan harga Tc yang berbeda. Sebagai contoh, karbon juga bersifat superkonduktor dengan Tc 15 K. Hal yang ironis adalah logam emas, tembaga dan perak yang merupakan logam konduktor terbaik bukanlah suatu superkonduktor.
Pada tahun 1986 terjadi sebuah terobosan baru di bidang superkonduktivitas. Alex Müller and Georg Bednorz, peneliti di Laboratorium Riset IBM di Rüschlikon, Switzerland berhasil membuat suatu keramik yang terdiri dari unsur Lanthanum, Barium, Tembaga, dan Oksigen yang bersifat superkonduktor pada suhu tertinggi pada waktu itu, 30 K. Penemuan ini menjadi spektakuler karena keramik selama ini dikenal sebagai isolator. Keramik tidak menghantarkan listrik sama sekali pada suhu ruang. Hal ini menyebabkan para peneliti pada waktu itu tidak memperhitungkan bahwa keramik dapat menjadi superkonduktor. Penemuan ini membuat keduanya diberi penghargaan hadiah Nobel setahun kemudian.
Penemuan demi penemuan dibidang superkonduktor kini masih saja dilakukan oleh para peneliti di dunia. Penemuan lainnya yang juga fenomenal adalah berhasil disintesanya suatu bahan organik yang bersifat superkonduktor, yaitu (TMTSF)2PF6. Titik kritis senyawa organik ini masih sangat rendah yaitu 1,2 K.
Pada bulan Februari 1987, ditemukan suatu keramik yang bersifat superkonduktor pada suhu 90 K. Penemuan ini menjadi penting karena dengan demikian dapat digunakan nitrogen cair sebagai pendinginnya. Karena suhunya cukup tinggi dibandingkan dengan material superkonduktor yang lain, maka material-material tersebut diberi nama superkonduktor suhu tinggi.Suhu tertinggi suatu bahan menjadi superkonduktor hingga saat ini adalah 138 K, yaitu untuk suatu bahan yang memiliki rumus Hg0.8Tl0.2Ba2Ca2Cu3O8.33.
Superkonduktor kini telah banyak digunakan dalam berbagai bidang. Hambatan tidak disukai karena dengan adanya hambatan maka arus akan terbuang menjadi panas. Apabila hambatan menjadi nol, maka tidak ada energi yang hilang pada saat arus mengalir. Penggunaan superkonduktor dibidang transportasi memanfaatkan efek Meissner, yaitu pengangkatan magnet oleh superkonduktor. Hal ini diterapkan pada kereta api supercepat di Jepang yang diberi nama The Yamanashi MLX01 MagLev train, gambar 3. Kereta api ini melayang diatas magnet superkonduktor. Dengan melayang, maka gesekan antara roda dengan rel dapat dihilangkan dan akibatnya kereta dapat berjalan dengan sangat cepat, 343 mph atau sekitar 550 km/jam.
Penggunaan superkonduktor yang sangat luas tentu saja dibidang listrik. Generator yang dibuat dari superkonduktor memiliki efisiensi sebesar 99 an ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan dengan generator yang menggunakan kawat tembaga. Suatu perusahaan amerika, American Superconductor Corp. diminta untuk memasang suatu sistem penstabil listrik yang diberi nama Distributed Superconducting Magnetic Energy Storage System (D-SMES). Satu unit D-SMES dapat menyimpan energi listrik sebesar 3 juta Watt yang dapat digunakan untuk menstabilkan listrik apabila terjadi gangguan listrik. Untuk transmisi listrik, pemerintah Amerika Serikat dan Jepang berencana untuk menggunakan kabel superkonduktor dengan pendingin nitrogen untuk menggantikan kabel listrik bawah tanah yang terbuat dari tembaga. Dengan menggunakan kabel superkonduktor, arus yang dapat ditransmisikan akan jauh meningkat. 250 pon kabel superkonduktor dapat menggantikan 18.000 pon kabel tembaga mengakibat efisiensi sebesar 7000 ari segi tempat.
Dibidang komputer, superkonduktor digunakan untuk membuat suatu superkomputer dengan kemampuan berhitung yang fantastis. Di bidang militer, HTS-SQUID digunakan untuk mendeteksi kapal selam dan ranjau laut. Superkonduktor juga digunakan untuk membuat suatu motor listrik dengan tenaga 5000 tenaga kuda.
Berdasarkan perkiraan yang kasar, perdagangan superkonduktor di dunia diproyeksikan untuk berkembang senilai $90 trilyun pada tahun 2010 dan $200 trilyun pada tahun 2020. Perkiraan ini tentu saja didasarkan pada asumsi pertumbuhan yang linear. Apabila superkonduktor baru dengan suhu kritis yang lebih tinggi telah ditemukan, pertumbuhan dibidang superkonduktor akan terjadi secara luar biasa.
Sabtu, 19 April 2014
frekwensi
Fenomena Frekuensi
Berikut ini kutipan artikel bagus yang saya kutipkan
dari pak Budhi (admin migas indonesia) semoga
ini semua bermanfaat bagi kita semua
Fenomena Frekwensi
(was:Listrik 60Hz atau 50)
Pembahasan - berlian syako
Wah lagi rame bahas frekwensi nich.
Saya pengen coba menganalisa fenomena
frekwensi ini dari sudut ilmu power engineering
sebagaimana bidang keilmuan saya. Berbicara
mengenai frekwensi tidak lepas dari analisa dari
pembangkit listrik/generator, karena sumbernya
dari situ. Bagi yg non electrical yg masih kurang
faham apa itu frekwensi saya coba kasih
gambaran disini. Frekwensi sebenarnya adalah
karakteristik dari tegangan yg dihasilkan oleh
generator. jadi kalau dikatakan frekwensi 50 hz,
maksudnya tegangan yg dihasilkan suatu
generator berubah-ubah nilainya terhadap waktu,
nilainya berubah secara berulang ulang sebanyak
50 cycle setiap detiknya. jadi tegangan dari nilai
nol ke nilai maksimum (+) kemudian nol lagi dan
kemudian ke nilai maksimum tetapi arahnya
berbalik (-) dan kemudian nol lagi dst (kalau
digambarkan secara grafik akan membentuk
gelombang sinusoidal) dan ini terjadi dalam waktu
yg cepat sekali, 50 cycle dalam satu detik. Jadi
kalau kita perhatikan beban listrik seperti lampu,
sebenarnya sudah berulang kali tegangan nya
hilang (alias nol) tapi karena terjadi dalam waktu
yg sangat cepat maka lampu tsb tetap hidup. Jadi
kalau kita amati fenomena ini dan mencoba
bereksperimen, coba kita buat seandainya kalau
frekwensinya rendah, kita ambil yg conservative
misalnya 1 hz, apa yg terjadi maka setiap satu
detik tegangan akan hilang dan barulah kelihatan
lampu akan hidup mati secara berulang2 seperti
lampu flip flop. Dari analisa diatas kita bisa tarik
kesimpulan bahwa untuk kestabilan beban listrik
dibutuhkan frekwensi yg tinggi supaya tegangan
menjadi benar2 halus (tidak terasa hidup
matinya). Nah sekarang timbul pertanyaan kenapa
50 hz atau 60 hz kenapa gak dibuat saja yg tinggi
sekalian 100 hz atau 1000 hz biar benar2 halus.
Untuk memahami ini terpaksa kita harus
menelusuri analisa sampai ke generatornya.
tegangan yg berfrekwensi ini yg biasa disebut juga
tegangan bolak balik (alternating current) atau
VAC, frekwensinya sebanding dengan putaran
generator. Secara formula N = 120f/P
N = putaran (rpm)
f = frekwensi (hz)
P = jumlah kutub generator, umumnya P = 4
dengan menggunakan rumus diatas, untuk
menghasilkan frekwensi 50 hz maka generator
harus diputar dengan putaran N = 1500 rpm, dan
untuk menghasilkan frekwensi 60 hz maka
generator perlu diputar dengan putaran 1800 rpm,
jadi semakin kencang kita putar generatornya
semakin besarlah frekwensinya. Nah setelah itu
apa masalahnya? kenapa gak kita putar saja
generatornya dengan putaran super kencang biar
menghasilkan frekwensi yg besar sehingga
tegangan benar2 halus. Kalau kita ingin memutar
generator maka kita membutuhkan turbine,
semakin tinggi putaran yg kita inginkan maka
semakin besarlah daya turbin yg dibutuhkan, dan
selanjutnya semakin besarlah energi yg
dibutuhkan untuk memutar turbin. kalau sumber
energinya uap maka makin banyaklah uap yg
dibutuhkan, dan makin besar jumlah bahan bakar
yg dibutuhkan, dst dst. para produsen generator
maupun turbine tentunya mempunyai batasan dan
tentunya setelah para produsen bereksperimen
puluhan tahun dengan mempertimbangkan segala
sudut teknis maka dibuatlah standard yg 50 hz
dan 60 hz itu, yg tentunya dinilai cukup effective
untuk kestabilan beban dan effisien dari sisi teknis
maupun ekonomis. Eropah menggunakan 50 hz
dan Amerika menggunakan 60 hz. Setelah adanya
standarisasi maka semua peralatan listrik di
design mengikuti ketentuan ini. Jadi logikanya
kalau 50 hz atau 60 hz saja sudah mampu
membuat lampu tidak kelihatan kedap kedip untuk
apalagi dibuat frekwensi lebih tinggi yg akan
memerlukan turbine super kencang dan sumber
energi lebih banyak sehingga tidak efisien. baik
tegangan maupun frekwensi dari generator bisa
berubah2 besarnya berdasarkan range dari beban
nol ke beban penuh. sering kita temui spesifikasi
menyebutkan tegangan plus minus 10% dan
frekwensi plus minus 5%. Ini artinya sistim
supplai listrik/generator harus di design pada saat
beban penuh tegangan tidak turun melebihi 10%
dan pada saat beban nol tegangan tidak naik
melebihi 10%. Begitu juga dengan frekwensi.
kembali ke pertanyaan teman2 sebagaimana email
yg saya baca, yaitu mengenai beban2 IT yg
shutdown karena berubahnya frekwensi, dan apa
efek airconditioner, HVAC terhadap frekwensi
supply, sampai ada yg menyebutkan beda
frekwensi antara 50 sampai 60 hz efeknya
menggunung he..he..
Beban IT seperti server dan komputer biasanya
disupply dari UPS, dan didalam UPS ada
perangkat elektronik yg namanya inverter yg
dibatasi frekwensinya plus minus 2.5%. Apabila
terjadi perubahan frekwensi dikarenakan kwalitas
supply yg jelek melewati plus minus 2.5% maka
perangkat elektronik lainnya yg namanya static
switch akan berpindah ke posisi by-pass (kalau
UPS dilengkapi fasilitas bypass). Pada posisi
bypass beban akan disupply melalui supply
normal, itulah sebabnya begitu normal supply
putus (listrik mati) maka beban2 IT tsb langsung
mati karena disupply tidak melalui batere yg ada
di UPS tetapi disupply bypass. Kalau tingkat
perubahan frekwensi seperti ini sudah sangat
sering maka harus ada power quality improvement
dari pihak perusahaan listrik (saya tidak
membahas lebih lanjut karena bisa panjang
bahasannya mengenai power quality). Selanjutnya
mengenai beban berputar seperti motor/HVAC
atau AirCond. Apakah ada efeknya menggunakan
frekwensi supply yg berbeda dari standard
frekwensi yg tertera di AirCond. Misalkan motor di
design untuk frekwensi 50 hz dan digunakan pada
tegangan supply dengan frekwensi 60 hz. Mari kita
lihat formula ini: XL = 2.π.f.L
XL = Reaktansi Induktif (ohm)
f = frekwensi (hz)
L = induktansi (henry)
Dari rumus tersebut terlihat nilai reaktansinya naik
kalau frekwensinya lebih besar.
Contoh kasus: sebuah Aircond 500 watt, 220 volt,
50 hz, pf: 0.8 (pf = power factor atau cosø)
XL= 2.π.50.L = 100πL (ohm) apabila frekwensi
supply 50 hz
XL=2.π.60.L = 120πL (ohm) apabila frekwensi
supply 60 hz
Total daya yg diserap oleh beban AC bisa di
analisa dengan formula segitiga daya:
Total daya (VA) = P + jQ atau VA = Sqrt(P2 + Q2)
P = Daya aktif = 500 watt
Q = daya reaktif (dalam Var) yg besarnya
tergantung reaktansi XL
Dari formula diatas dan segitiga daya (saya tdk
bisa gambarkan segitiga dayanya disini tapi bagi
discipline electrical bisa membayangkannya)
dapat dilihat semakin besar reaktansi XL maka
semakin besar total daya nyata yg diserap.
Semakin besar XL semakin jelek factor daya nya
(normal factor daya 0.8 sampai 0.95), makin
mendekati factor daya 1 makin bagus. Jadi bisa
kita lihat bahwa perubahan frekwensi ada
pengaruhnya juga dengan perubahan factor daya
yg berpengaruh terhadap daya tahan dari beban
listrik.. Kalau dikatakan efeknya menggunung
antara 50 hz dan 60 hz sebagaimana dikatakan
rekan kita sebenarnya tidaklah demikian, karena
beban listrik mempunyai daya tahan terhadap
waktu. Misalnya apabila AC di design oleh
manufacture dengan frekwensi 50 hz maka
pemilihan kumparan baik resistansi dan
reaktansinya di test dengan daya tahan tsb
misalnya bisa berfungsi dengan baik sampai 5
tahun. Dan bila disupply dengan frekwensi 60 hz
misalnya bisa berfungsi dengan baik sampai 4
tahun (ini cuma umpama). Kumparan atau
konduktor yg memiliki ketahanan arus (ampacity =
20 ampere), apabila di aliri operating current 5
ampere tentulah beda ketahanannya apabila
kumparan atau konduktor tsb dialiri operating
current 10 ampere, semakin besar arus semakin
besar dissipasi panas yg dihasilkan di kumparan/
konduktor sehingga isolasi konduktor melumer
terhadap waktu. Jadi untuk mengatasi ini pihak
manufacturer cukup memilih material kumparan/
konduktor yg meiliki ampacity yg cukup untuk
mengatasi penurunan (aging) sehingga bisa
bertahan sampai umur life time yg memuaskan
(dalam hal ini pihak manufacturer bisa
mengatakan bahwa produknya bisa 50 hz maupun
60 hz karena memang materialnya sudah dipilih
sedemikian rupa). Jadi kesimpulannya perbedaan
frekwensi supply 50 hz dan 60 hz untuk umumnya
beban2 listrik bisa dikatakan tidak begitu
significant efeknya untuk beban2 tertentu seperti
AC, Laptop, dll, kalaupun dilihat dari ketahanan
(lifetime) karena pihak manufacturer sudah
memperhitungkn itu, untuk memastikan produknya
bisa dipakai 50 hz/60 hz. Tapi untuk industry
seperti oil & gas, disarankan memberlakukan spec
yg ketat, misalnya kalau sistim supply nya 60 hz
jangan lah kita beli motor yg didesign 50 hz,
karena di industry kita ingin semua sistim bekerja
perfect dan akurat sehingga menjamin tingkat
reabilitas 100%. (Stop sampai disini karena kalau
dibahas terus bisa panjang analisanya/reliability
analysis, perlu research and development dan
experiment he..he..). Demikian analisa saya
mengenai fenomena frekwensi, saran dan kritik
sangat diharapkan apabila ada analisa atau
pandangan teman2 lainnya yg lebih baik untuk
improve pengetahuan dibidang sistim kelistrikan.
Senin, 30 Desember 2013
Robot militer AS
kemarin saya berbicara tentang kiamat yang disebabkan oleh robot ,sekarang saya akan bahas mengenai robornya.
robot militer memang cepat cepat berkembang seperti robot-robot yang diciptakan oleh Negara super power!,mana lagi kalo bukan Amerika.
seperti Petman, Bigdog, Cheetah, atau disebutnya disebut juga dgn The Legged Squad Support System (LS3).....
semua robot ini untuk kepentingan pertahanan menggantikan manusia.
ini dia robot untuk pertahanan darat Chetah, robot ini belum disempurnkan ,karna sekarng robot yang mampu berlari hingga 10km/jam kini udah disemprnakan menjadi 50km/jam atau 28,3 mph dan mampu mengangkat beban kurang lebih 400kg.
ini dia yang Chetah dengan kemampuan teranyarnya akhir tahun 2013 ini dengan kelincahanya mampu melintasi berbagai medan tempur.
-Kemampuan "RUN" (Lari) hingga 50 KM/JAM
-Tes Kemampuan Membawa beban 400 KG
- Bisa lewati Gurun, Padang Pasir, Gunung, & Salju
-retintegrasi dengan perintah suara
dan tahun 2014 besok akan dikembangan lagi hingga mampu berlari hingga 100km/jam
Rabu, 25 Desember 2013
sapa tekno
Selamat pagi episode slanjutnya.....
Gimana kabarmu hari ini ,makin baik kan .alkhamdulillah ya karna tuhan masih memberi kesempatan pada kita untuk menghirup udara yang seger ini......
Jangan lupa sebelum memulai aktivitas berdo’a dulu!
Udah berapa jam hidup kita lewati ya?masih ingat ga setiap detik yang terlewatkan itu untuk apa ?
Yang pasti banyak waktu terbuang sia2 dari pada waktu yang berguna.
Kalo misalnya setiap detik kita lewati untuk hal2 berguna seperti belajar,membantu orng atau hal2 lain yang bermanfaat tentunya sekarang kita udan maju 200% dari pada sekarang.dan pastinya kita kan bermanfaat untuk orang2 yang kurang beruntung seperti mengurangi pengangguran,dan juga kebodohan misalnya...
Kenyataanya kita jauh dari kesejahteraan ,kesejahteraan ekonomi serta pendidikan. Salah siapa sich sebenernya??? Bukan salah kita kan? , yang salah itu setan, karna setan telah menggoda kita hingga kita menjadi malas.hehehe itu alasan saja semua yang jelek pasti setan biang keroknya.
Kenapa sich kita masih begini2 aja? Apa karna faktor lingkungan ya? Banyak orang2 pintar,pejabat2 tinggi,yang harusnya jadi panutan baik tapi malah ngasih contoh yang ga bener dengan ilmu korupsi2 super hebat itu. Uang negara yang harusya buat majuin pendidikan, buat bangun insfrastukur malan dibuat foya2 dengan anggota kluarganya .jadi yang miskin, karna biaya pendidikinan mahal akibatnya sekolah anaknya kandas ditengah jalan dan orang kaya karna asik dengan dunianya sendiri ga perduli dengan lingkungan sekitar ,mau jadi apa negara ini....
Pejabat2 negara malah sibut dengan partainya ,dengan popularitasnya ga tau negaranya telah dijajah negara lain!
dibandingakn negara dikawasan eropa yang kwalitas pendidikanya bagus ,hingga mampu menciptakan teknologi2 yang hebat yang mungkin belum kebayang oleh anak2 bangsa ini yang pasti nunggu seribu taun lagi baru bisa menyamai.
Selasa, 24 Desember 2013
kiamat
masih ingat kan tentang ramalan suku maya,bahwa pada tahun 12 -12 -2012 kemarin harausnya sudah terjadi kiamat?.
tapi nyatanya sampe sekarang belum ada atau nampak tanda-tanda bakal kiamat kan???
kiamat,siapa yang yang tau kapan bakal terjadi bahkan negara-negara barat yang punya alat-alat super canggih pun ga bakal mampu mendeteksi kapan bakal terjadi kiamat. hanya tuhan yang tau ,waallahua'alam".....
Para ahli memperkirakan kiamat nanti bakal terjadi karna beberapa hal ,yaitu karna perang nuklir,
senjata biologi munkin seperti virus yang mematikan gitu ya tapi bumi ka tetap ada,
karna asteroid yang menghantam bumi seperti yang sekarng banyak diberitakan bahwa mulai sekrang bumi bakal sering dihujani asteroid ,itu karna lapisan ozon udah tipis ga sanggup menghadang asteroid yang datang.
Global warming juga berpotensi menyebabka kiamat,bisa jadi es dikutup meleleh sehimgga volume air laut meningkat seperti di film kiamat 2012.
Tapi bagaimana dengan robot yang perkembanganya semakin canggih? jika setiap negara maju membuat robot yang tujuannya adalah memperkuat pertahanan militernya,so kemungkinan nanti kiamat disebabkan karna perang antar robot seprti difilm terminator!!!
atau seperti difilm I ROBOT yang dibintangi will smith, robot yang diciptakan manusia bisa berpikir seperti manusia dan sehingga robot balik menyerang manusia yang dianggapnya berbahaya.
itu semua hanya kemungkinan saja karna semua hanya Allah yang tau menentukan.......
Senin, 23 Desember 2013
Langganan:
Postingan (Atom)